Kamis, 19 Februari 2015

Ayo Jadi Mahasiswa M.A.L.A.S



Namun apa yang diharapkan mungkin belum sepenuhnya didapatkan. Pasalnya banyak mahasiswa yang sudah lulus malah menjadi pengangguran, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran sarjana atau lulusan universitas pada Februari 2013 mencapai 360 ribu orang, atau 5,04% dari total pengangguran yang mencapai 7,17 juta orang. Data ini juga menjadi fakta bahwa kapasitas mahasiswa indonesia masih terbilang rendah.

Banyak faktor yang menyebabkan kenapa hal ini terjadi. Tentu selain faktor fasilitas yang kurang memadai, tenaga pengajar yang kurang, sampai perhatian pemerintah akan kompetensi mahasiswa masih begitu rendah, juga terdapat faktor internal dari mahasiswa itu sendiri. Banyak mahasiswa yang tidak memahami kapasitas belajarnya dikampus, juga bagian penting dari kesuksesan dimasa kuliah. Alhasil, banyak mahasiswa yang menghabiskan waktu dengan hal yang sia-sia.

Menjadi mahasiswa yang sukses dalam perkuliahan sebenarnya tidak terlalu sulit. Beragam tulisan juga pernah membahas tentang persoalan yang satu ini. Jangan Kuliah Kalo Nggak Sukses karya Setia Furqan Khalid misalnya, juga khusus membahas tips dan trik tentang mahasiswa yang sukses di dunia perkuliahan. Tapi dalam kesempatan ini saya akan membahas cara menjadi mahasiswa yang sukses dengan sistem M.A.LA.S. Dan berikut caranya:

Mahasiswa Mandiri (Taken From http://ubyssey.ca)1. Mandiri

Jadi mahasiswa sukses artinya harus siap mandiri. Selain mandi sendiri, kita juga wajib melakukan aktifitas lain sendirian.

Menurut Riki Sunjani Mahasiswa mandiri bisa dikategorikan ke dalam dua bagian, pertama mahasiswa yang mandiri secara kepribadian dan yang selanjutnya adalah mahasiswa yang mandiri dari segi materi. Keduanya jelas memiliki definisi berbeda, namun kedua sifat mandiri ini bisa dimiliki oleh seorang mahasiswa.

Pribadi mandiri dalam figur seorang mahasiswa sangatlah didambakan dan dibanggakan, baik oleh keluarganya dan teman-teman yang berada di sekitarnya. Mahasiswa yang mandiri sangat erat kaitannya dengan mahasiwa yang memiliki sifat kedewasaan, karena sifat kedewasaan inilah yang menuntun mahasiswa untuk lebih bersikap mandiri dalam hidupnya.

Ciri mahasiswa mandiri adalah mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk mandiri dan bertanggung jawab di tengah arus besar tuntutan kebebasan. Seperti mengutip ungkapan yang dilontarkan oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, beliau menyatakan “Yang bisa membedakaan mahasiswa dan siswa adalah kedewasaan. Mereka (mahasiswa) harus memegang dua hal substansial, yakni tanggung jawab dan kemandirian.”

Menjadi mahasiswa mandiri dan dewasa membutuhkan sebuah proses pendewasaan yang matang serta dibutuhkan analytical cases yang dalam. Orang yang sudah dewasa memiliki banyak kelebihan daripada seorang yang masih labil dari jati dirinya sendiri atau masih mencari jati dirinya. Orang dewasa tidak hanya dapat dilihat dari segi umur dan pengalaman hidupnya, karena orang yang berumur bukan berarti orang yang dewasa. Seperti sebuah istilah yang menyatakan “menjadi tua adalah pasti, menjadi dewasa adalah pilihan.” Jadi, seseorang yang memiliki umur lebih tua belum bisa di judge sebagai seorang yang memiliki kedewasaan.

Bagi para mahasiswa menjadi dewasa bukan hanya sebuah pilihan tetapi merupakan sebuah keharusan untuk hidup lebih baik dari sebelumya dan bisa menjadi lebih mandiri baik mandiri secara pribadi maupun mandiri secara materi. Seorang mahasiswa yang mandiri dan dewasa dapat diketahui memiliki beberapa karakteristik, seperti disebutkan dalam sebuah akronim. Seorang yang dewasa biasanya memiliki sikap 3R (Reliable, Responsible, Reasonable). Reliable yang dalam bahasa Indonesia berarti “dapat diandalkan”, tentunya sikap ini harus dimiliki oleh seorang mahasiswa yang dewasa dan mandiri. Karena mereka terkadang menjadi tumpuan teman-teman atau orang-orang yang ada di sekitarnya. Yang kedua adalah Responsible yang berarti orang yang selalu bertanggung jawab atas apa yang dia perbuat serta siap menanggung resiko apapun yang harus dihadapi. Terakhir sikap yang harus dimiliki mahasiswa adalah Reasonable yang berarti beralasan, karena setiap apapun yang dilakukannya haruslah dilandasi dengan dasar pemikiran dan tujuan yang jelas.

Lawan dari sifat mandiri adalah ketergantungan pada orang lain. Sifat ini pula yang menjadi salah satu racun bagi mahasiswa. Ketergantungan pada orang lain malah akan melemahkan mahasiswa, baik dari segi softskill maupun dari segi materil. Kemampuan khusus (Softskill) tidak akan pernah berkembang jika semua hal diserahkan pada orang lain. Bahkan dalam banyak kasus mahasiswa sering menggantungkan tugas akhirnya (baca : Skripsi) pada orang lain. Efeknya, selain tidak menambah kapasitasnya sebagai peneliti, nantinya juga akan terkena imbas akademik, misalnya jika ketahuan bahwa tulisan tersebut bukan karya original. Bisa jadi sanksi yang dikeluarkan pihak kampus berupa ketidaklulusan dan harus menulis ulang.

Mahasiswa Agamis (Taken From www.musharrafhussain.com)2. Agamis

Agamis adalah pandangan atau aktifitas hidup yang merujuk pada Agama.

Sebuah kesuksesan kiranya juga tidak dapat kita raih jika bukan karena usahan dan doa kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu, menjadi mahasiswa agamis juga merupakan bentuk kesyukuran kepada Allah.

 Alasan lain kenapa harus menjadi mahasiswa agamis karena dengan begitu kita akan terpacu melakukan aktifitas positif dan menghindari hal-hal negatif yang menghambat kesuksesan. Contoh saat hendak melakukan kecurangan saat ujian, mahasiswa agamis akan sangat berhati-hati sebab saat melakukan hal tersebut akan melakukan dua kesalahan, pertama karena melanggar peraturan akademik kedua karena sudah melakukan tindakan yang berujung pada ketidakjujuran. Tentu kebohongan merupakan sebuah tindakan yang diharamkan oleh agama.

Konon lagi di Aceh, provinsi yang menetapkan syariat islam sebagai landasan hukum. Harusnya dengan aturan ini mahasiswa lebih memahami tentang perannya sebagai penegak syariat. Sebab jika dari mahasiswanya sendiri sudah melakukan praktik-praktik yang menyimpang dari syariat. Terlebih lagi orang lain yang jauh dari dunia intelektual.

Bukti lain bahwa menjadi mahasiswa agamis akan berujung pada kesuksesan belajar di perkuliahan, dapat kita lihat pada kasus Mohammad Yasya Bahrul Ulum mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang berhasil membawa pulang medali emas dalam International Mathematics Competition (IMC) for University Student 2014.

Setelah diselidiki ternyata kesuksesan Yasya di ajang olimpiade Matematika tidak hanya karena ketekunannya dalam belajar dan berlatih soal. Ia selalu menyempatkan diri untuk salat malam setiap harinya.
Menurutnya, rutinitas tersebut ia lakukan untuk membangun mental positifnya.

Mahasiswa berjiwa pemimpin (Taken From www.worldvision.com.au)3. Leadership (Jiwa Kepemimpinan)

Jiwa kepemimpinan atau leadership erat kaitannya dengan kesuksesan mahasiswa. Sebab jiwa kepemimpinan sangat diperlukan dalam sebuah tim. Terlebih didunia kerja, adanya leadership merupakan sebuah keharusan. Maka tak heran jika perusahaan-perusahaan yang membuka lapangan kerja menuntut para mahasiswa memikili kemampuan dalam memimpin.

Dalam kegiatan Job Fair para calon yang hendak melamar pada sebuah perusahaan tertentu haruslah menyiapkan Curiculum Vitae (CV) terbaiknya. Tentu elemen yang juga menjadi stressing point adalah pada pengalaman dalam organisasi. Semakin banyak berorganisasi dengan jabatan strategis maka semakin besar peluang untuk diterima perusahaan tersebut. Apapun organisasinya. Sebab organisasi manapun pasti memiliki akar yang sama, yakni leadership.

A.Rani Usman dalam bukunya yang berjudul Kampus Sebagai Institusi Pencerahan mengatakan mahasiswa yang mau berkecimpung dalam suatu organisasi lebih cepat berhasil daripada yang tidak. Baik dalam masyarakat maupun pada masa kuliah. Sebab organisasi dijadikan wahan melatih diri, terutama kepemimpinan. Namun demikian, meski kadang prestasi yang mereka dapatkan dibangku kuliah biasa-biasa saja tetapi mutu dan intelektualnya sangat meyakinkan.

Oleh karenanya, betapa sangat dibutuhkan mahasiswa yang berjiwa pemimpin. Untuk ada beberapa tips mudah yang bisa diterapkan untuk membangun leadership sejak dini. Hal ini kemukakan oleh Dale Carnegie yakni berupa sembilan cara yaitu : menghindari kritik yang menjatuhkan, berikan penghargaan, memotivasi orang lain, beri perhatian, senyum, mengingat nama, menjadi pendengar yang baik, membicarakan minat yang disukai lawan bicara, jadikan orang lain sebagai orang yang penting.

Mahasiswa Aktif (Taken From www.whichblankareyou.com)        4. Aktif 

Jelas sekali, jadi mahasiswa aktif  itu sebuah kewajiban. Sebaliknya, hindari menjadi mahasiwa pasif.

Menurut hemat saya, mahasiswa harus aktif dalam dua hal.

Pertama. Aktif dalam kegiatan akademik. Semua kegiatan yang berbau pada perkuliahan harus kita ikuti dengan serius. Saat perkuliahan berlangsung kita bukan hanya dituntut menjadi pendengar yang baik tetapi juga menjadi penanya dan penjawab yang baik. Semakin aktif dikelas tentu meningkatkan nilai kita dimata dosen. Aktif dalam akademik sangat berpengaruh pada nilai (baca: IPK) dan bahkan pada kompetisi-kompetisi bidang studi yang kita ikuti. Oleh karena itu aktif saat belajar merupakan keharusan karena menjadi ciri khas mahasiswa berprestasi

Kedua. Aktif dalam kegiatan non akademik. Kegiatan ini bisa apa saja, seminar, donor darah, bakti sosial workshop dan lain-lain. Dan menurut saya, kegiatan non akademik lebih sangat berpengaruh pada kehidupan kita dibanding kegiatan akademik, pebandingannya hingga 70 : 30 . Sebabnya, kegiatan akademik hanya terbatas pada bidang studi yang kita lakoni saja, berbeda dengan kegiatan non akademik yang akan berpengaruh pada kapasitas diri dan relasi.

Ini adalah alasan paling penting tentang mengapa kita harus aktif di kampus. Minimnya jaringan adalah penyesalan yang biasanya muncul dari para fresh graduate. Padahal, kampus telah menawarkan berbagai kesempatan bagi kita untuk belajar dan membangun jaringan.

Selain itu, buah dari aktif disetiap kegiatan yaitu tumbuhnya sifat kreatif. Jika kita pikir, mahasiswa yang sering mengikuti seminar enterpreneur tentu dalam dirinya tumbuh ide untuk mengembangkan semangat berwirausaha itu. Sekali lagi semua bergantung pada keaktifan mahasiswa, hingga selanjutnya akan merubah mahasiswa biasa menjadi mahasiswa kreatif.

Dan yang pasti, tidak ada mahasiswa yang produktif kecuali mahasiswa aktif. Oleh karena itu mahasiswa sukses adalah mahasiswa yang aktif diberbagai kegiatan.

Mahasiswa Sopan5. Sikap (Attitude)

Sikap juga jadi penentu kesuksesan seseorang dalam studinya di perkuliahan. Secerdas apapun orang tersebut jika sikapnya tidak baik maka tidak ada gunanya.

Mengutip tulisan Asep Syahidin Al Misky bahwa Sikap atau sopan santun merupakan dasar yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa. Prestasi tanpa sopan santun bak singa kelaparan, daging apapun akan diterkamnya tak memikirkan itu baik atau buruk buatnya. Sama halnya dengan mahasiswa, mereka akan melakukan apa saja untuk meningkatkan prestasi akademisnya, dengan mencontek misalnya. Padahal itu adalah salah satu perbuatan  mahasiswa yang tidak memiliki sopan santun pada dirinya sendiri dan menganggap dirinya tidak mampu dan percaya diri.
Banyak orang yang menganggap sopan santun mengurangi rasa kebebasan bergaul, tetapi mengertilah bahwa dengan kita berlaku sopan santun kita akan dihargai orang lain.

Sebenarnya sikap ini adalah pelengkap dari semua yang telah saya jabarkan diatas. Jika kemudian sifat mandiri, agamis, punya jiwa kepemimpinan dan aktif tetapi tidak memiliki sikap yang baik, semuanya sia-sia saja. Jadi mari kita berperilaku yang baik kepada orang disekitar kita, dosen, teman, keluarga bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun.

Demikian tulisan ini. kiranya dapat bermanfaat untuk kita semua. Terkhusus untuk UUI (Universitas Ubudiyah Indonesia). Semoga dengan sistem M.A.L.A.S ini, Tercipta mahasiswa yang berprestasi dan berkarakter. Dan menjadikan UUI yang dikenal sebagai kampus cyber sebagai Kampus Impian. - See more at: http://aliwardanapaanggabeancenter.blogspot.com/
Menjadi mahasiswa sukses adalah impian semua mahasiswa didunia ini. Jelas sekali mahasiswa sukses punya banyak kesempatan untuk menatap masa depan yang lebih cerah. Pasalnya mahasiswa ini akan memiliki peluang kerja yang lebih besar dan memiliki relasi yang lebih luas.

Remaja, Riwayatmu Kini!!!

Remaja itu luar biasa. Punya banyak potensi yang bisa diikembangkan. Dan mampu mempengaruhi lingkuanganya.
Masa remaja adalah masa emas dalam fase kehidupan manusia. Sebab, semangat untuk menumbuhkan karakter masih tertanam kuat. Mencari jati diri menjadi kajian utama remaja.

Kemarin, saya sempat mengikuti sebuah kajian yang diisi oleh orang yang luar biasa. Katakanlah beliau termasuk orang yang sukses dan banyak dikagumi orang lain. Namun, ada kata-kata menarik yang beliau utarakan. Diusianya yang memasuki kepala tiga dan segala hal yang dia dapati. Dia mengatakan, “ jika saja saya kembali ke masa-masa seperti kalian (remaja), pasti akan luar biasa”. Bukan konsep bahwa beliau tidak bersyukur, tetapi bagaimana orang seperti ini melihat bahwa usia remaja menjadi fase yang benar-benar harus dimanfaatkan dengan baik. Untuk  orang setingkat beliau yang saya fikir sudah mendapatkan apa yang diinginkannya tetapi berangan-angan untuk kembali diusia remaja, artinya sangat disayangkan jika kita sebagai remaja menyia-nyiakan masa muda ini.

Namun sangat-sangat sayang. Apa yang terjadi pada remaja-remaja sekarang ini? Mereka para pelajar SMP dan SMA, mereka mahasiswa. Tapi mereka benar-benar linglung akan masa ini. Mereka tidak faham kalau masa ini adalah batu loncatan untuk menyeberangi kehidupan yang gelap tanpa cahaya. Mereka tak faham kalau nasib bangsa ini ada dipundaknya, mereka tak faham kalau umat ini membutuhkan mereka, mereka tak faham tentang bagaima usia muda ini akan dihisab oleh Allah SWT dan mintai pertanggung jawabannya.

Jika kemudian Indonesia hanya sebatas negara berkembang tak salah jika salah satu faktornya adalah remaja yang menyia-yiakan waktu.

Coba kita renungkan, status-status facebook hanya berisi kegalauan tantang pacarnya. Selalu dan selalu yang dibahas adalah pacarnya. “ Aku rindu kamu, sayaanngggg!”. Benar-benar memuakkan, dan ketika diputusin statusnya “Aku benci kamu, kamu gak bisa ngertiin aku. Lebih baik dengan orang lain yang bisa fahami aku”. Naudzubillah, setiap hari ada jutaan remaja yang menuliskan status berisikan kerinduan,kecintaan,benci dll. Yang kesemua itu tidak ada gunanya melainkan hanya menyia-nyiakan waktu dan fikiran ditambah penumpukan dosa. Jadi remaja kita yang rentan galau, manja, sedikit bekerja tapi banyak maunya, hedonis, individualis dll.

Saya hanya bingung, kenapa mereka tak berusaha melihat masa depan dan memanfaatkan fase ini dengan sebaik-baiknya. Bukankah mereka masih seorang siswa atau mahasiswa. Lantas apa yang bisa diharapkan jika tidak berbuat banyak, yang pada saat ini untuk uang jajan saja masih meminta pada orang tua.
Suatu ketika saya pernah bertanya dengan seseorang, berapa kali kamu sudah berganti pacar?. Jujur dia mengatakan sudah 8 kali. Saya benar-benar terkejut saat itu. Lalu dihanya membalasnya dengan ucapan, “ itu masih biasa, 8 itu masih standard”. What!

Berikutnya fenomenas selfie dengan pacarnya. Ini benar-benar menjijikan. Mereka yang bukan mahram ,bermaksiat dan malah diabadikan pula kemaksiatan itu dengan menjadikannya foto profil facebooknya.
Juga saya pernah bertemu dengan seseorang yang dia ini sering sekali menelpon pacarnya tanpa memperdulikan waktu, bahkan sehari minimal dia menelpon pacarnya dengan durasi 3 jam.

Mereka yang hanya bersantai-santai diwarung kopi, menghisap rokok dan berinternet ria tanpa tujuan yang jelas dan bermanfaat, mereka kebanyakan adalah remaja. Menyedihkan
Padahal jika mau, mereka bisa  berkreasi dalam bidang yang mereka inginkan. Belajar dan berusaha sejak diusia remaja. Bukan menghabiskan waktu mudanya untuk hura-hura seperti ini.

Sekedar pengingat, untuk menjadi professional itu kita membutuhkan waktu 10 tahun (Habits, Felix Y.Siauw). Belum lagi mengawali kebiasaan antara 1 sampai 2 tahun itu bukan sesuatu yang mudah. Lantas jika kemudian umur kita 20 tahun dan kita berusaha focus pada minat yang kita inginkan, maka kita akan benar-benar professional dalam bidang tersebut diumur 30 tahun.

Apa yang terjadi jika diusia remaja kita hanya bersantai-santai saja? Bisa dipastikan masa depannya akan suram. Sebab selama fase 1 sampai 2 tahun itu hanya efektif dilakukan oleh remaja. Remaja yang kemudian tidak bisa memanfaatkannya pada masa ini dan kemudian mencoba diusia senja. Percayalah dia tidak akan berhasil, dan jikapun berhasil dia menikmati hasilnya dalam waktu yang relatif singkat.

Berkaryalah! Tunjukan potensimu. Masa depan yang cerah menantimu. Dan berikut ada beberapa tips untuk menjadi evaluasi kita.

Tinggalkan pacaran
Terserah dengan dalih apapun kamu berpacaran tetap saja pacaran itu membawa mudharat. Dan kamu akan semakin bebas berkarya, focus pada apa yang kamu minati. Bukan fokus pada hal-hal yang gak penting seperti pacar.

Hijrah (Merantau)
Akan banyak pengalama dan hikmah yang akan kamu dapatkan. Dan kamu akan semakin bijak dalam memutuskan sikap.

Carilah passion mu (Minat)
Jika kamu berminat dalam bela diri, fokuslah kesana. Berusaha istiqomah hingga benar-benar professional. Ingat, jika kamu sudah professional. Bukan kamu yang akan mencari materi, tapi materilah yang akan mencarimu.

Berkarya dengan passionmu
Tunjukan karya-karya terbaikmu. Tunjukan kamu bukan pemuda yang biasa-biasa saja. Dengan karya kamu akan luar biasa.

Perbanyak diskusi
Semakin banyak diskusi  maka akan semakin banyak wawasan. Dan semakin banyak wawasan maka kamu akan mudah dalam melangkah.

Perbanyak membaca
Jadikan membaca sebagai kebiasaan utama. Akan banyak kejutan yang kamu dapatkan karena membaca.