Senin, 08 Agustus 2016
Senin, 01 Agustus 2016
Rapat Koordinasi Pemberdayaan Sosial dengan tema: “Optimalisasi Peningkatan Sinergitas dan Akuntabilitas Pelaksanaaan Program Pemberdayaan Sosial Tahun 2016”
![]() Guna terwujudnya NAWACITA memerlukan kerja keras dari semua elemen baik di Pemerintahan maupun di masyarakat. Keberadaan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial RI mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang Pemberdayaan Sosial kegiatan tersebut diselenggarakan di Hotel Savoy Homann Bandung pada tanggal 12 April s/d 15 April 2016.
Acara di buka oleh Menteri Sosial RI"
Khofifah Indar Parawansa" di dampingi Ditjen Pemberdayaan Sosial Hartono
Laras dan Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. Memasuki tahun
kedua RPJMN, dan babak baru setelah pada akhir tahun 2015 mulai
diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asia yang merupakan Integrasi ekonomi
dimana mulai diberlakukan pasar bebas di bidang permodalan, barang dan
jasa serta tenaga kerja antar negara-negara di kawasan Asia Tenggara,
yang bertujuan meningkatkan Stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Sosial
RI secara simbolis menyerahkan 23 unit kendaraan operasional bermotor
roda dua kepada 23 Orsos (Organisasi Sosial) perempuan.
MEA di satu sisi menciptakan peluang,
misalnya peningkatan lapangan kerja, investasi asing dan kemudahan dalam
menjual barang dan jasa. Disisi lain MEA dapat menjadi bumerang apabila
tidak dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, dapat menjadikan beberapa
orang/kelompok tersisih akibat ketatnya persaingan dan menyebabkan makin
tingginya jumlah PMKS.
Hal ini tentunya menjadi tantanganbagi
pemerintah dalam pelaksanaan program dan kegiatannya pada saat ini
dengan permasalahan dan kendala yang memerlukan perhatian serius, baik
yang bersumber dari kondisi permasalahan kesejahteraan sosial yang terus
berkembang dan meningkat yang disebabkan karena keterlantaran,
ketunaan, kebencanaan dan kemiskina. Disisi lain kemajuan media
elektronik dan media sosial, tidak saja memberikan dampak positif,
tetapi juga dampak negatif terhadap kondisi sosial ekonomi dan keamanan
masyarakat.
Sementara itu dari aspek ekonomi, peluang
adanya masyarakat Ekonomi Asia (MEA) dikhawatirkan dapat berdampak
negatif yaitu timbulnya permasalahan kesejahteraan sosial di masyarakat,
dengan munculnya pengangguran dari masyarakat yang berpendidikan rendah
karena adanya persaingan dengan keterampilan dan pengetahuan yang
dimiliki.
Sehingga berdampak kepada meningkatnya
jumlah penduduk miskin dis etiap Provinsi/Kabupaten/Kota di seluruh
Indonesia. Keterlibatan aparatur, baik di Ditjen Pemberdayaan Sosial,
Kementerian Sosial dan Dinas Sosial/Instansi Sosial di
Provinsi/Kabupaten/Kota sangat besar andilnya dalam mewarnai
keberhasilan program yang diembannya.
Diperlukan semangat dan kerja keras untuk
mempercepat upaya penanganannya, dengan demikian terlihat wujud nyata
bahwa "Negara telah hadir" dalam memberikan bantuan, pelayanan dan
pemberdayaan kepada masyarakat.
Atas dasar pemikiran tersebut, diperlukan
koordinasi awal antar berbagai pihak terkait di pusat dan daerah,
sebagai salah satu langkah persiapan pelaksanaan kegiatan selanjutnya
agar berhasil dan mencapai tujuan program dalam bentuk Rapat Koordinasi
Pemberdayaan Sosial di Hotel Savoy Homann Bandung dengan tema
"Optimalisasi Peningkatan Sinergitas dan Akuntabilitas Pelaksanaan
Program Pemberdayaan Sosial Tahun 2016".
|
Langganan:
Postingan (Atom)
-
midikita Free: VIRA MUSIK ENTERTAIMEN MIDI FULL LIRIK : VIRA MUSIK ENTERTAIMENT PALOPO MEYEDIAKAN MIDI LIRIK
-
AgoPoenya: Dream MP3 to MIDI Converter 3.0.3.2 Full - With Se... : Dream MP3 to MIDI Converter adalah sebuah utilitas audio yang cepat yang ...
-
Pernahkah kamu berniat untuk membeli sebuah buku? Dan seperti apa buku yang menurut kamu bagus, apakah kamu akan menilai bagus tidaknya buku...