Jakarta, HanTer - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengusung
program kerja komersialisasi sektor kelautan dan perikanan. Program
kerja itu, lebih ditujukan pada kelompok, masyarakat pesisir atau dalam
hal ini nelayan yang menjadi target program penanggulangan kemiskinan.
Kongkrit dari program komersialisasi, ada sinergi dari efektivitas
lembaga keuangan terutama di pedesaan dengan peningkatan nilai tambah.
“Lembaga
keuangan, bisa statusnya koperasi. Pemerintah pusat lebih banyak
intervensi, sehingga meningkatkan kehidupan masyarakat sampai pada
penciptaan nilai tambah,” ujar Dirjen Perikanan Tangkap (DJPT), Gellwyn
Jusuf, di Jakarta, Rabu (29/10/2014).
KKP tidak terpaku pada satu atau dua program saja, tetapi beragam.
Misalkan, program bantuan kapal Inka Mina yang sempat jadi pro dan
kontra. Program tersebut akhirnya dihentikan, mengingat kegiatan
pengoperasian sampai dengan pengadaan terus bermasalah di lapangan.
Hasil
rapat DJPT dengan Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP), Susi
Pudjiastuti, akhirnya muncul kesepakatan merealisasikan program 1.000
Kampung Nelayan.
Program tersebut, sebetulnya tidak berbeda jauh
dengan Program Kehidupan Nelayan (PKN). Tetapi hal yang lebih mengena,
yakni pada pendanaan yang triple track.
Pertama, KKP akan
menindaklanjuti program pendanaan dari anggaran 12 kementerian atau
lembaga negara. Selain itu, program 1.000 Kampung Nelayan juga akan
disinergikan dengan alokasi dana desa (ADD). Pemerintahan saat ini,
telah mengalokasikan anggaran khusus ADD pada APBN 2015 sebesar Rp9,1
triliun.
“Kami akan minta dana Rp1 milyar per desa. Track ketiga,
KKP akan melanjutkan program PNPM (Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat) Mandiri Pedesaan. Dari triple track (pendanaan), kita bisa
wujudkan 1.000 kampung nelayan sampai lima tahun ke depan. Target
minimal, satu tahun kami bisa bangun 100 (kampung) dulu,” ungkapnya.
Selama
rapat, Susi menurut Gellwyn, mengarahkan program pengentasan kemiskinan
pada delapan juta penduduk di beberapa daerah. Dari jumlah tersebut,
sebagian besar adalah kelompok nelayan dan masyarakat pesisir. Program
pengentasan kemiskinan harus mengutamakan mereka yang hidup di bawah
garis kemiskinan.
“By name, by address, ada datanya lengkap di BPS (Biro Pusat Statistik),” ungkapnya.
Kebijakan
fiskal yang diterapkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), secara simultan
akan mempercepat program pengentasan kemiskinan. Dari situ, Kemenkeu
bisa menyalurkan bantuan kepada delapan juta masyarkat yang hidup di
bawah garis kemiskinan.
“(Kemenkeu) bisa menyalurkan dulu kepada
delapan juta penduduk, mereka juga kelompok buruh yang tidak punya kapal
(penangkapan ikan). (Penyaluran bantuan) untuk kelompok yang hampir
miskin. Artinya, ketika ada sedikit saja kenaikan harga gula, beras,
minyak, mereka langsung jatuh miskin,” imbuhnya.
Di kesempatan
yang sama, Susi mengaku, tidak peduli dengan kritikan di luar KKP, yang
meragukan kemampuan dan kompetensinya. Sebaliknya, ia justru mengajak
pihak tertentu untuk terlibat dalam upaya pembenahan sektor kelautan dan
perikanan termasuk illegal fishing.
“Kalau mereka bisa
memperlihatkan kesombongan, mengapa tidak ikut membenahi. Tetapi, kalau
hanya berkoar-koar, dan ngomong doang, buat apa?.” tegas Susi usai
menjalani Serah Terima Jabatan di Gedung Mina Bahari III.
Esensi
dari pembenahan sektor perikanan dan kelautan, Susi mengaku tidak
muluk-muluk. Ia konsisten akan meneruskan program yang sudah dirintis
menteri sebelumnya. Hal yang paling esensial dan harus segera dibenahi
dalam rentang waktu tiga bulan yakni kinerja ekspor, dan illegal
fishing.
“Kami akan menganalisa alat tangkap, sehingga bisa
mendapatkan (ikan tangkapan nelayan) secara maksimum. Potensinya kan
ada,” paparnya.
Upaya pembenahan dibarengi dengan sistem keja
yang bagus. Selain itu, semua perangkat kerja di KKP akan berjalan dalam
sistem yang berorientasi pada bisnis.
Semua perangkat kerja
bermuara pada komersialisasi sektor perikanan dan kelautan. MKP juga
akan mengedukasi nelayan untuk berpola pikir komersial. Secara simultan,
MKP sudah mengumpulkan berbagai data terkait illegal fishing.
“Bukan
hanya data illegal fishing, tetapi juga mengenai bantuan kapal dan lain
sebagainya. Masyarakat bisa akses (informasi).” tutup Susi.
(Barliana Siregar)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
midikita Free: VIRA MUSIK ENTERTAIMEN MIDI FULL LIRIK : VIRA MUSIK ENTERTAIMENT PALOPO MEYEDIAKAN MIDI LIRIK
-
AgoPoenya: Dream MP3 to MIDI Converter 3.0.3.2 Full - With Se... : Dream MP3 to MIDI Converter adalah sebuah utilitas audio yang cepat yang ...
-
Pernahkah kamu berniat untuk membeli sebuah buku? Dan seperti apa buku yang menurut kamu bagus, apakah kamu akan menilai bagus tidaknya buku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar