![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig189faDLLuZoIeq5gGRUhFl7IYKZQtR-U82I-EKndhcvhDqGWQXKdSQ-79DavDuwpvw4viYmNOBC0lEwfJPiHFWcF9MPUwLwhOb_7q2AVP3Sy5Cah_oUXgvxLjbZv3PGq3yXyjLDgMHY/s200/pilkada.jpeg](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Sejak pertama Pilkada digulirkan pada tahun 2005, hingga
kini sudah ribuan Pilkada telah dilaksanakan di Indonesia. Dari data yang ada,
Pilkada banyak dimenangkan oleh pihak incumbent. Bila dipersentasekan kira-kira
mencapai 85% Pilkada dimenangkan oleh incumbent.
Pertanyaannya, mengapa Pilkada banyak dimenangkan oleh
incumbent?.Ada beberapa faktor mengapa incumbent lebih mudah untuk memenangkan
Pilkada di Indonesia.
Pertama, incumbent mengusai akses ekonomi.
Dengan kedudukanya sebagai bupati atau walikota atau gubernur yang sedang
menjabat, seorang kandidat menjadi punya kesempatan yang lebih besar untuk
mengusai akses ekonomi dibanding kadidat lain. Kemudahan akses ekonomi ini
tentunya memudahkan seorang kandidat untuk mendapatkan dana untuk pembiayaan
kampanyenya. Sering kali, incumbent justru yang kewalahan dengan para pihak
yang datang menawarkan dana pilkada. Dengan dana yang melimpah ini, pihak
incumbent bisa melakukan banyak hal. Dalam Pilkada, dana memang bukan segalanya
tetapi sangat penting keberadaanya.
Kedua, incumbent mengusai akses sosial.
Penguasaan terhadap akses sosial ini sangat penting karena akan mendongkrak
tingkat popularitas dan elektabilitas kandidat. Sejak hari pertama incumbent
dilantik, ia akan memiliki akses untuk bertemu dan berkunjung ke masyarakat.
Tentunya dengan menggunakan fasilitasnya sebagai incumbent. Incumbent bisa
menghadiri acara atau menciptakan acara untuk bisa selalu bertemu dengan warga.
Sudah menjadi rahasis umum bahwa incumbent selalu menggunakan dana BANTUAN
SOSIAL untuk memupuk modal sosial ini.
Ketiga, incumbent mengusai akses politik.
Bila seseorang sudah menjabat sebagai bupati, walikota atau gubernur, rasanya
tidak akan susah untuk menguasi kursi pimpinan partai politik. Bahkan partai
politik justru berebut untuk menempatkan incumbent sebagai ketua partai.
Demikian juga pada saat pencalonan Pilkada, incumbent tidak akan repot mencari
partai. Justru partai politik yang datang berbondong-bondong untuk menjadi
meniadi partai pengusung. Dengan kemudahan akses politik ini, incumbent
tentunya bisa memilih mesin partai politik mana yang memiliki dukungan luas di
daerahnya.
Dengan segala kemudahan yang dimiliki incumbent tersebut,
maka tidak heran bila sangat sedikit incumbent yang kalah dalam Pilkada. Hanya
incumbent yang "keterlaluan" yang kalah dalam Pilkada.
Nama : Ali Wardana
Panggabean
Jabatan : Direktur Ali Wardana
Panggabean Center
Tidak ada komentar:
Posting Komentar